Softswitch merupakan entitas
berbasis software yang menyediakan fungsi control panggilan pada jaringan IP. Softswich diperkenalkan dan
dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC), yang sekarang
telah berubah namanya menjadi International PacketCommunications Consortium (IPCC), dan terakhir berubah lagi
namanya menjadi Multiservice Switching Forum (MSF).
Arsitektur Jaringan Softswitch
Menurut referensi ISC, arsitektur jaringan Softswich ditinjau dari dua hal,
yaitu fungsional plane dan fungsional entitas.
Fungsional Plane Softswitch
Fungsional plane menunjukkan pemisahan fungsional entitas
secara garis besar pada jaringanVoice over IP (VoIP). Fungsional (plane) Softswitch
terdapat empat bagian yaitu Transport Plane, Call Control & Signaling
Plane, Service & Application Plane, dan Management Plane.
1.
Transport
Plane berfungsi sebagai pembawa pesan di sepanjang jaringan VoIP, seperti pengiriman pesan pensinyalan dalam
panggilan, pembangunan hubungan media dalam panggilan, atau menyediakan
transportasi untuk pengiriman media.
2.
Call
Control & Signaling Plane berfungsi sebagai pengendali sebagian besar
elemen padajaringan VoIP, khususnya Transport Plane. Plane ini melakukan fungsi
kontrol panggilan berdasarkan pesan pensinyalan yang diterimanya dari Transport
Plane untuk membangun dan membubarkan koneksi media pada jaringan VoIP. Perangkat pada
Plane ini adalah MediaGateway Controller (Call Agent atau
Call Controller), Gatekeeper, dan server LDAP.
3.
Service
& Application Plane memberikan fungsi kontrol, logika, dan eksekusi
terhadap berbagai layanan dan aplikasi di dalam jaringan VoIP. Perangkat yang melakukan
fungsi ini terdiri dari Application atau Feature Server dan Media Server.
4.
Management
Plane memberikan fungsi Operation Support System (OSS), yaitu penyediaan
layanan pelanggan dan layanan baru, pendukung sistem operasi, sistem billing, dan
pemeliharaan jaringan.
Fungsional Entitas Softswitch
Fungsional entitas merupakan entitas secara logika dalam jaringan VoIP. Fungsional entitas menggambarkan fungsi logika
komponen-komponen dalam arsitektur Softswitch.
1.
Media
Gateway Controller Function (MGC-F) menyediakan logika panggilan dan
pensinyalan untuk control panggilan
pada satu atau lebih media gateway.
2.
Call
Agent Function (CA-F) dan Interworking Function (IW-F) CA-F dan IW-F merupakan
subset dari MGC-F. CA-F berfungsi pada saat MGC-F menangani kontrol panggilan
dan pemeliharaan kondisi panggilan. Sedangkan IW-F berfungsi pada saat MGC-F
melakukan interaksi pensinyalan dengan jaringan yang menggunakan protokol berbeda.
3.
Routing
Function (R-F) dan Accounting Function (A-F), R-F menyediakan informasi ruting
panggilan untuk MGC-F, sedangkan A-F mengumpulkan informasi accounting
panggilan untuk tujuan billing. A-F juga mempunyai peran yang lebih luas, yaitu
melakukan fungsi authentication, authorization dan accounting (AAA
functionality) dalam remote accessnetwork. Peran utama dari kedua fungsi
tersebut adalah untuk memberi respon atas permintaan dari MGC-F, menyampaikan
panggilan atau informasi accounting kepada terminalendpoint (MGC-F lain) atau layanan
(AS-F).
4.
SIP
Proxy Server Function (SPS-F), Kebanyakan implementasi dari R-F dan A-F adalah
berupa SIP Proxy server. Oleh karena itu, ISC mengakui pemisahan SPS-F.
5.
Signaling
Gateway Function (SG-F) dan Access Gateway Signaling Function
SG-F menyediakan gateway untuk pensinyalan antara jaringan VoIP denganPSTN. Peran utama dari SG-F adalah untuk
melakukan enkapsulasi dan mentransportasikan protokol pensinyalan PSTN (ISUP atau
INAP) atau PLMN, (MAP dan CAP) pada jaringan IP. AGS-F menyediakan gateway untuk
pensinyalan antara jaringan VoIP dengan jaringan access yang berbasis circuit switch. Peran utama dari AGS-F adalah
untuk melakukan enkapsulasi dan mentransportasikan protokol pensinyalan V5 atau ISDN (wireline),
atau BSSAP atau RANAP (wireless) pada jaringan IP.
6.
Application
Server Function (AS-F) merupakan entitas pengeksekusi aplikasi. Peran utama
AS-F adalah untuk menyediakan logika layanan dan eksekusi untuk beberapa
aplikasi dan layanan.
7.
Service Control Function (SC-F) berfungsi
ketika AS-F melakukan fungsinya mengontrol logika layanan. Oleh karena itu, ISC
mengakui pemisahan SC-F.
8.
Media
Gateway Function (MG-F) menjembatani jaringan IP dengan endpoint akses ataujaringan trunk. Misalnya MG-F dapat
menyediakan gateway antara jaringan IP danjaringan circuit (seperti IP ke PSTN)
atau antara dua jaringan paket (seperti IP ke 3G atau ATM). Peran utama MG-F adalah untuk transformasi media
dari satu format ke format lain yang sesuai.
9.
Media
Server Function (MS-F) menyediakan manipulasi media dan melakukan paketisasi
media stream untuk keperluan beberapa aplikasi. Peran utama MS-F adalah untuk
beroperasi sebagai server
yang mengatur permintaan dari AS-F atau MGC-F untuk memproses media dengan
paketisasi media stream.
Implementasi Jaringan Berbasis
Softswitch
Menurut Sun Microsystem, jaringan berbasis Softswitch
merupakan kumpulan dari beberapa product, protocol, dan aplikasi yang memungkinkan beberapa device untuk
mengakses layanan suara, data, dan video melalui jaringan IP.
arsitektur Softswitch ke dalam komponen secara fisik serta protokol yang digunakan antar elemen
jaringan.
Elemen Jaringan Softswitch
Elemen
dari jaringan berbasis Softswitch terdiri dari :
1.
Media
Gateway Controller (MGC), MGC merupakan komponen utama dari arsitektur
Softswitch yang bertanggung jawab dalam pemrosesan panggilan melalui
pengendalian atau pengkoordinasian komponen-komponen lainnya, seperti SG (dalam
melakukan fungsi pembentukan atau pembubaran panggilan), MG (dalam penyediaan
bearer untuk penyaluran media atau suara), AS (dalam penanganan fitur-fitur
layanan atau aplikasi).
2.
Signaling
Gateway (SG), SG merupakan komponen jaringan yang mengkonversikan atau
menterjemahkan pesan protokol berbasis IP seperti SIP ke protokol yang berbasis SS7 seperti
Transaction Capability User Part (TCAP), ISDN User Part (ISUP) dan lain-lain.
3.
Media
Gateway (MG), MG merupakan elemen jaringan
yang bertindak sebagai gerbang keluar atau masuk ke jaringan lain (eksternal).
MG mengkonversi protokol atau media masukan menjadi protokol atau media keluaran yang sesuai dengan jaringan transportnya. MG dapat berupa
Trunk Gateway (TG) yaitu MG yang menjembatani jaringan trunk (PSTN) yang
berbasis circuit switch dengan jaringan backbone IP atau ATM yang berbasis packet switch. Dalam hal ini TG
merupakan implementaasi Softswitch Class 4 dimana sentral-sentral lokal pada
PSTN dihubungkan pada TG. Implementasi Softswitch Class 4 merupakan tahap awal
atau transisi dalam migrasi jaringan PSTN atau PLMN menuju NGN. Access Gateway
(AG) merupakan MG yang menjembatani jaringan akses circuit switch dengan
jaringan paketberbasis IP atau ATM. AG merupakan
service node dalam implementasi Softswitch Class 5 atau merupakan service node pengganti switch tradisional Class 5
(sentral lokal). Implementasi AG merupakan transisi tahap berikutnya setelah
implementasi Softswitch Class 4 dalam migrasi menuju NGN.
4.
Application
atau Feature Server (AP/FS), AP/FS merupakan server yang berfungsi untuk melakukan pengaturan aplikasi.
Server ini memungkinkan untuk layanan (service) pelanggan, penyediaan aplikasi
baru (service provisioning), dan pengadministrasian pelanggan (administration).
Perbedaan anatara kedua server ini yaitu AS mengatur layanan padajaringan yang
lebih luas (umum), sedangkan FS bersifat lokal (khusus). Kedua server ini
secara fisik hampir sama dan pada banyak kasus kegunaannya dapat saling
dipertukarkan.
5.
Media
Server (MS), MS merupakan sever yang diklasifikasikan sebagai server khusus
dalam pemrosesan media (Digital Signal Processing/DSP) seperti
kemampuan pengenalan suara (voice recognition), video conferencing, dan
lainnya, yang menuntut spesifikasi perangkat keras secara khusus. Karena itu
server ini biasanya dibuat terpisah dari AS/FS
Protokol pada Jaringan Softswitch
Terdapat 4
kategori protokol pada jaringan Softswitch yaitu :
Protokol pengontrol panggilan
·
H.323
merupakan protokol umbrella yang direkomendasikan
oleh ITU – T,dimana spesifikasi dan
prosedurnya ditujukan untuk komunikasi multimedia pada jaringan IP.
·
Session
Initiation Protocol (SIP) adalah protokol pada layer aplikasi yang dapat
membangun, memodifikasi, dan mengakhiri sesi komunikasi multimedia pada
jaringan IP, yaitu dalam hal mengirim dan menerima message.
·
SIP
for Telephony (SIP-T) merupakan protokol standar SIP yang dikenal sebagai pembawa payload untuk
mentransportasikan pesan ISUP PSTN.
Protokol pengontrol Media Gateway
·
Media
Gateway Control Protocol (MGCP) merupakan protokol komunikasi antara MGC dan MG.
Dengan menggunakan protokol master atau slave ini, MG
dapat mengeksekusi command yang dikirim oleh MGC.
·
MEdia
GAteway COntrol protocol (MEGACO atau H.248) Megaco merupakan protokol yang didefinisikan oleh IETF dan ITU-T (direkomendasikan
oleh ITU-T sebagai H.248). Megaco memiliki arsitektur master atau slave. MGC
bertindak sebagai master server yang bertanggung jawab untuk melakukan fungsi
kontrol panggilan dan MG bertindak sebagai slave client yang bertanggung jawab
untuk mencampur media. Komunikasi antara MGC dan MG dengan menggunakan protocol MEGACO berfungsi untuk mengatur
koneksi dari media stream.
Protokol transport
·
Real-time
Transport Protocol (RTP) menyediakan fungsi transportasi jaringan end-to-end
yang sesuai untuk aplikasi pengiriman data real time, seperti suara atau video lewat layanan jaringan multicast atau unicast.
·
Real-Time
Control Protocol (RTCP) merupakan bagian dari RTP, yang menyediakan feedback
kualitas jaringan untuk
pengirim RTP.
Protokol Signaling Gateway
·
Signaling
TRANsport (SIGTRAN) merupakan protokol transport pensinyalan yang
diformulasikan oleh IETF dan digunakan pada SG untuk mentransmisikan
pensinyalan SS7 melalui jaringan IP. Selain keempat kategori di atas, terdapat
juga protokol lain yang digunakan untuk koneksi ke
PSTN, yaitu SS7. SS7 merupakan sistem common channel signaling (CCS) yang
dikembangkan oleh ITU-T dalam merespon permintaan berbagai fitur dan
penggabungan layanan (suara dan data). SS7 dirancang untuk mendukung
pembangunan pang panggilan, ruting, billing, informasi database, dan fungsi
layanan khusus untuk PSTN. untuk mengaktifkan port RTP, mengubah status user
(B) ke kondisi sibuk, mengup- date bandwidth TG (B), dan mengirimkan informasi
ke MGC (A). MGC (A) melakukan hal yang sama dengan MGC (B), yaitu memerintahkan
TG (A) untuk mengaktifkan port RTP, mengubah status user (A) ke kondisi sibuk,
meng-update bandwidth TG (A), dan mengirimkan informasi jawaban user (B) ke SG
(A). SG (A) memapingkannya ke format TDM untuk selanjutkan dikirim ke PSTN (A).
PSTN (A) mengubah status user (A) ke kondisi sibuk. Setelah terjadi pembangunan
hubungan, terjadi sesi bicara antara user (A) dan user (B). Pembubaran hubungan
terjadi pada saat salah satu pihak misalnya user (A) menutup hand set.
Penutupan hand set dideteksi oleh PSTN (A) dan mengirimkan informasi tersebut
ke SG (A). SG (A) memapingkannya ke format IP dan mengirimkannya ke MGC (A). MGC (A) memerintahkan TG
(A) untuk menonaktifkan port RTP, mengubah status user (A) ke kondisi bebas,
dan mengirimkan informasi pembubaran ke MGC (B). MGC (B) melakukan hal yang
sama dengan MGC (A), yaitu memerintahkan TG (B) untuk menon-aktifkan port RTP,
mengubah status user (B) ke kondisi bebas, dan mengirimkan informasi pembubaran
ke SG (B). SG (B) memapingkannya ke format TDM dan mengirimkannya ke PSTN (B).
PSTN (B) mengubah status user (B) ke kondisi bebas dan mengirimkan informasi
konfirmasi pembubaran ke SG (B). SG (B) memapingkannya ke format IP dan
mengirimkannya ke MGC (B). MGC (B) meng-up-date bandwidth TG (B) dan
mengirimkan informasi ke MGC (A). MGC (A) juga meng-up-date bandwidth TG (A)
dan mengirimkan informasi ke SG (A). SG (A) memapingkannya ke format TDM dan
mengirimkannya ke PSTN (A). PSTN (A) mengubah status user (A) ke kondisi bebas.
Untuk menjelaskan proses komunikasi, digunakan contoh pemrosesan panggilan
telepon antar pelanggan analog melalui jaringan IP. Dalam proses panggilan diasumsikan tidak ada pembatasan
panggilan untuk kelas layanan user (A), semua sumber daya (kanal atau
bandwidth) tersedia, dan ketika dipanggil, user (B) dalam keadaan bebas.
Selesai sesi bicara, user (A) terlebih dahulu yang meletakkan handset.
Pembangunan
hubungan dimulai pada saat user (A) mengangkat hand set dan mendial nomor
telepon user (B). PSTN (A) menerima nomor telepon user (A) dan mengirimkannya
ke SG (A) untuk dimapingkan ke format IP. Setelah dimapingkan, SG (A)
mengirimkannya ke MGC (A). MGC (A) menentukan MGC (B) dan mengirimkan nomor
telepon user (B) ke MGC (B), serta memerintahkan TG (A) untuk menyiapkan port
RTP. MGC (B) mengecek di data base tentang zone tujuan, kategori tujuan, menentukan
user (A) boleh menghubungi user (B) atau tidak, dan ketersediaan bandwidth.
Jika semuanya tersedia, MGC (B) memerintahkan TG (B) untuk menyiapkan port RTP,
serta mengirimkan nomor telepon (B) ke SG (B). SG (B) memapingkannya ke format
TDM dan mengirimkannya ke PSTN (B). PSTN (B) mengecek status user (B) dalam
keadaan bebas atau sibuk. Jika bebas, selanjutnya mengirimkan ringing current
ke user (B) dan mengirimkan informasi kondisi user (B) ke PSTN (A) melalui SG
(B), MGC (B), MGC (A), dan SG (A). Setelah informasi kondisi user (B) sampai di
PSTN (A), dikirimkan ringing tone ke user (A). Pada saat user (B) mengangkat
hand set untuk menjawab panggilan telepon, PSTN (B) mengirimkan informasi
tersebut ke SG (B) dan mengubah status user (B) ke kondisi sibuk.
SG (B)
memapingkan informasi jawaban user (B) ke format IP dan mengirimkannya ke MGC
(B). MGC (B) memerintahkan TG (B) untuk mengaktifkan port RTP, mengubah status
user (B) ke kondisi sibuk, mengup- date bandwidth TG (B), dan mengirimkan
informasi ke MGC (A). MGC (A) melakukan hal yang sama dengan MGC (B), yaitu
memerintahkan TG (A) untuk mengaktifkan port RTP, mengubah status user (A) ke
kondisi sibuk, meng-update bandwidth TG (A), dan mengirimkan informasi jawaban
user (B) ke SG (A). SG (A) memapingkannya ke format TDM untuk selanjutkan
dikirim ke PSTN (A). PSTN (A) mengubah status user (A) ke kondisi sibuk.
Setelah terjadi pembangunan hubungan, terjadi sesi bicara antara user (A) dan
user (B). Pembubaran hubungan terjadi pada saat salah satu pihak misalnya user
(A) menutup hand set. Penutupan hand set dideteksi oleh PSTN (A) dan
mengirimkan informasi tersebut ke SG (A). SG (A) memapingkannya ke format IP
dan mengirimkannya ke MGC (A). MGC (A) memerintahkan TG (A) untuk menonaktifkan
port RTP, mengubah status user (A) ke kondisi bebas, dan mengirimkan informasi
pembubaran ke MGC (B). MGC (B) melakukan hal yang sama dengan MGC (A), yaitu
memerintahkan TG (B) untuk menon-aktifkan port RTP, mengubah status user (B) ke
kondisi bebas, dan mengirimkan informasi pembubaran ke SG (B). SG (B)
memapingkannya ke format TDM dan mengirimkannya ke PSTN (B). PSTN (B) mengubah
status user (B) ke kondisi bebas dan mengirimkan informasi konfirmasi
pembubaran ke SG (B). SG (B) memapingkannya ke format IP dan mengirimkannya ke
MGC (B). MGC (B) meng-up-date bandwidth TG (B) dan mengirimkan informasi ke MGC
(A). MGC (A) juga meng-up-date bandwidth TG (A) dan mengirimkan informasi ke SG
(A). SG (A) memapingkannya ke format TDM dan mengirimkannya ke PSTN (A). PSTN
(A) mengubah status user (A) ke kondisi bebas.
0 komentar:
Posting Komentar